Harga Semen Naik, DanDes Masih “Diparkir”

TOMPASO, FAJARMANADO.com — Fluktuasi harga semen di pasaran, yang naik tajam akhir-akhir ini menyebabkan dana desa (DanDes) masih “diparkir” di rekening desa di bank sehingga program pembangunannya dipastikan tidak selesai tepat waktu.

Pantauan fajarmanado.com ternyata masih banyak desa yang belum merampungkan pembangunan infrastruktur yang dibiayai dengan DanDes dan Alokasi Dana Desa (ADD) tahun 2015 hingga medio Desember ini. Sejumlah pekerjaan tampak telah terhenti.

“Kami memang sengaja menghentikan pekerjaan program dana desa karena beberapa bahan bangunan telah naik tajam. Kalau dipaksakan, hitung-hitungan kami dananya tidak akan mencukupi lagi,” kata Hukum Tua (Kumtua) Desa Pinaesaan Kecamatan Tompaso Barat, Herry Rorimpandey saat ditemui di Kantor Camat Kawangkoan Barat, Rabu (16/12/2015).

Kenaikan signifikan, kata dia, terjadi pada semen. Sebelumnya hanya berada pada kisaran Rp.60 ribu per zak, kini sudah naik jadi Rp.80 ribu per zak. “Program yang dibiaya dana desa kami banyak menggunakan semen makanya kami kuatir memaksakan diri jangan sampai menjadi temuan BPK nanti,” kilahnya.

Berbagai upaya telah dilakukan untuk mencari stok semen yang harganya masih relative sesuai dengan rencana anggaran biaya (RAB) proyek DanDes. “Sudah banyak toko material yang kami kunjungi, kebanyakan sudah tidak punya stok. Ada took yang punya bahan (semen) tapi harga perzaknya sudah mencapai 85 ribu rupiah. Itu pun harus dipesan lebih dulu,” ujarnya lagi.

Permasalahan ini telah disampaikan kepada pihak pemerintah kecamatan dan Pemkab Minahasa, dalam hal ini Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD). “Katanya akan dikonsultasikan dengan pihak yang lebih berwewenang. Jadi kami sementara menunggu petunjuk sekarang ini,” katanya.

Rorimpandey mengharapkan agar Dinas Perdagangan dan Perindustrian serta Bagian Ekonomi Serkab Minahasa dapat mengambil langkah strategis untuk mengatasi kelangkaan semen ini jangan sampai hanya akibat dari ulah distributor atau toko yang berspekulasi menghadapi bomingnya permintaan bahan-bahan dasar bangunan setiap menjelang akhir tahun.

“Spekulasi seperti itu kan sudah tidak asing lagi. Jadi kami berharap pemerintah daerah segera mengambil langkah dan menindak oknum-oknum pengusaha bahan bangunan yang sengaja menimbun stok,” paparnya.

(dennyrondonuwu)