Masloman Sebut IPAL RSUD Walanda Maramis Berbau KKN

Airmadidi, fajarmanado.com – Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di RSUD Walanda Maramis Kabupaten Minahasa Utara (Minut) dikabarkan tidak berfungsi dengan baik padahal proyek telah menelan anggaran milyaran rupiah ini. Diduga keras telah terjadi praktik KKN (Kolusi, Korupsi dan Nepotisme) dalam pekerjaan proyeknya yang telah mencapai Rp.9 miliar lebih.

Ketua Barisan Rakyat Anti Korupsi (BARAK) Sulut Fernando Masloman mengatakan, sumber masalah semua itu adalah belum tersambungnya jaringan IPAL dengan laboratorium yang ada.

“Pembangunan IPAL itu sendiri harusnya sudah tuntas sejak tahun 2012. Anehnya, anggaran pembangunannya  sudah mencapai 9 miliar lebih, namun sampai sekarang IPAL RS belum juga bisa berfungsi dengan baik,” jelas Masloman kepada wartawan, Senin (29/8)

Masloman mengatakan IPAL Rumah Sakit tersebut belum dipergunakan dapat dengan baik sehingga disekitar rumah sakit masih banyak betaburan limbah. “Anggaran begitu besar namun manfaatnya tidak ada, apakah anggaran dimakan oleh oknum tersendiri,” ujarnya sambil bertanya.

Masloman menjelaskan, pekerjaan IPAL sudah dianggarkan sejak tahun 2012 hingga saat ini belum ada kejelasan. IPAL dibangun untuk pengelolaan limbah rumah sakit akan tetapi limbah betaburan di mana-mana dan hisntorisnya tempat limbah terbuka lebar hingga menyebabkan bau tidak sedap.

“Apakah pihak rumah sakit tidak memikirkan kesehatan masyarakat sekitar? Pembangunan penyaluran limbah rumah sakit  dan septictank diduga tidak sesuai dengan RAP karena ada penyerapan di Septictank,” terangnya.

Dampak dari limbah ini, lanjut dia,  akan sebarkan virus yang sangat fatal. “Limbah infeksius, limbah berasal dari pasien penyakit menular, limbah lab, limbah farmasi (obat-obatan), limbah kimia, berasal dari lab, stril, tindakan medis, libah radioaktif (radiologi) yang tidak terbuang dengan baik pasti akan berakibat buruk terhadap warga sekitarnya,” ujar Masloman kesal.

Masloman menduga telah terjadi kongkalikong antar penegak hukum dengan Dirut Rumah Sakit Walanda Maramis sehingga terkesan ada pembiaran, padahal masyarakat tak henti-hentinya mengeluhkannya.”Saya meminta kepada penegak hukum untuk menyelidiki kemungkinan ini jangan sampai telah ada praktik korupsi dalam pengalokasian proyek pembangunan IPAL di rumah sakit ini,” ujarnya.

(aji)