Pemuda KGPM Prihatin Banyak Generasi Muda Tak Tahu Pancasila

Amurang, Fajarmanado.com – Diskusi panel Kerukunan Mahasiswa (Kemah) KGPM menyoroti peran generasi muda Kristen dalam menghadapi isu pluralisme. Berbagai keprihatinan pun mengemuka. Selain peredaran Narkoba, juga banyaknya pemuda yang tak tahu lagi dengan Pancasila.

“Sekarang banyak sekali generasi muda tidak tahu Pancasila. Sebagai generasi muda kita harus paham Pancasila sebagai dasar negara kita ini,” kata tokoh pemuda KGPM, Charles Umpel.

Tampil sebagai salahsatu pembicara pada Diskusi Panel Kongres VI Kemah KGPM di Kotamenara, tokoh muda Amurang, Minsel ini mengingatkan, sebagai generasi mudah bangsa, pemuda dan remaja KGPM harus bersungguh-sungguh mempelajari dan mengaplikasikan 5 sila yang termaktub dalam Pancasila.

“Kita dilahirkan sebagai pemuda pemudi Indonesia yang harus, tidak bisa tawar menawar, menjadikan Pancasila sebagai dasar pijakan hidup berbangsa dan bernegara,” kata  Charles, Sabtu (28/1/2017).

Dalam mengaplikasikan toleransi, pemuda KGPM wajib hidup menghargai dan saling menghormati  satu sama lain. “Jangan kita lihat latar belakang mereka. Siapa pun dia, biar dia dari Agama Islam, Hindu, Budha, Kristen Protestan, Katolik dan agama-agama yang lain, kita harus hargai,” ujarnya.

Ia mengatakan, pemuda adalah penerus generasi bangsa. Seorang pemuda harus beradabtasi dengan lingkungan sekitar. Jangan mengedepankan ego pribadi dalam pergaulan apalagi berbangsa dan bernegara,” paparnya.

Charles menilai generasi muda memang harus menguasai teknologi namun jangan jadikan produk teknologi, seperti handphone sebagai alat untuk memecahbelah atau mengumbar kebencian antarsesama generasi penerus bangsa, apalagi telah menyerempet dan menyinggung persoalan SARA (Suku, Agama, Ras dan antargolongan).

“Untuk itulah, kita sebagai generasi Gereja harus taat beribadah, mendengar Firman Tuhan, baca Firman Tuhan, saling mengasihi dan saling menghormati sesama. Marilah kita sebagai generasi muda merubah pola sikap dan tindak ke arah yang lebih baik, yang menyejukkan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,” tutur Charles lagi.

Peserta Kongres VI Kemah Wilayah II Manado, mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri (STAKN) Manado,  yakni Toar H Umbas, Novaldy Poluakan, Lian Kawengian bersama Ketua dan Sekretaris BPP Kemah KGPM 2017-2019, Roy Liow dan Irene Mamangkey.
Peserta Kongres VI Kemah Wilayah II Manado, mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri (STAKN) Manado, yakni Toar H Umbas, Novaldy Poluakan, Lian Kawengian bersama Ketua dan Sekretaris BPP Kemah KGPM 2017-2019, Roy Liow dan Irene Mamangkey.

Ia pun mengajak generasi muda KGPM untuk bangkit dan menjadi garda terdepan untuk menjaga keutuhan bangsa dan negara.

“Negara kita didirikan oleh pahlawan, yang rela mati untuk mempersatukan NKRI. Marilah kita menjadikan NKRI harga mati,” tandasnya.

Sementara itu, Gbl Rolly I Liow STh mengatakan, sebagai orang beriman maka pemuda dan remaja KGPM harus menghargai kemajemukan sebagai anugerah Tuhan. Tanpa peran dari segenap pahlawan dan pejuang yang beragam latar belakang, baik agama, suku dan ras, NKRI tidak terbentuk.

“Sebagai orang beriman kita harus menghargai kemajemukan itu sebagai anugrah TUHAN bagi Bangsa kita,” kata Liow, yang Ketua Pimpinan Majelis Sidang (PMS) Mezias Ranomuut, Manado ini.

Ia mengingatkan, kemajemukan harus dipandangan sebagai keindahan karena masing-masing punya keistimewaan.

“Bagaikan bunga di taman, kemajemukan merupakan kekuatan bangsa, kemajemukan adalah milik bangsa kita karena itu anugrah Tuhan yang diterima bangsa kita. Untuk itu, marilah kita menjadi perbedaan sebagai suatu kekuatan membangun kekuatan persaudaraan demi bangsa dan negara,” ujar mantan tokoh pemuda KGPM Sidang Sentrum Kawangkoan ini.

Sedangkan Pnt Boy Tumiwa. BSc, SH, MH memotivasi peserta diskusi bahwa setiap pemuda memiliki potensi diri masing-masing. Potensi diri yang dianugerahkan Tuhan kepada setiap pemuda akan muncul ketika bekerja keras dengan penuh kesabaran.

“Pemuda harus bekerja keras dan sabar. Jangan menganggap enteng diri sendiri karena sesungguhnya memiliki potensi yang lebih dari mimpi,” kata mantan Wakil Ketua DPRD Minahasa Selatan ini.

Tumiwa mengingatkan, pemuda sejati harus kuat terhadap tantangan namun harus menjunjung tinggi dan menghargai orang lain. Dalam berorganisasi harus menghargai suara mayoritas.

“Ketika membuat keputusan harus menpertimbangkan suara mayoritas, harus lebih berorientasi kepada masyarakat. Tapi harus tetap dan terus mengandalkan Tuhan, karena sesungguhnya kita tanpa TUHAN tidak akan mampu melakukan sesuatu,” paparnya.

Ia meyakinkan, apabila selalu mengandalkan Tuhan dalam setiap aktivitas dan kerja, niscaya akan berjalan dengan baik dan sesuai harapan. “Semua akan berjalan dengan baik sesuai dengan Tema kongres Kemah KGPM tahun ini, yaitu, Berjuang Dalam Iman Melayani Tuhan Hingga Akhir,” paparnya.

Diskusi yang berlangsung sekitar 3 jam tersebut dipandu moderator Jalindra Assa, SPd, Ketua Kemah KGPM periode 2015/2017, yang dikenal juga sebagai aktivis pemuda Provinsi Sulut ini.

(ely)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *