Deprov NTT Apresiasi Pemkab Mitra

Ratahan, Fajarmanado.com — Suasana haru mewarnai kunjungan kerja anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) di Desa Wioy 3, Minahasa Tenggara (Mitra), akhir pekan lalu.

Layaknya saling melepas rindu, mereka bercengkrama dengan warga pemukiman transmigrasi yang dahulunya akrab dikenal dengan sebutan dusun jauh Nazaret yang tak lain berasal dari NTT.

Para transmigran itu memilih bermukim di wilayah tersebut sejak tahun 2009 tak kuasa melepas rindu. Tak pelak, kehadiran wakil rakyat dari kampung halaman yang berujud ajang curahan hati.

Kunjungan kerja sejumlah perwakilan rakyat melalui Komisi V Bidang Kesejahteraan Rakyat Deprov NTT, mendapat sambutan hangat.

Kerinduan para transmigran Nazaret pun diekspresikan dengan melafalkan dialeg lokal NTT ketika berdialog dengan para anggota deprov, terlebih ketika para legislator ini hendak kembali ke Manado untuk selanjutnya pulang ke NTT.

Tak sedikit dari mereka melakukan sejumlah cara melepas kerinduannya mulai dari berpelukan, bergandeng tangan, diajak berdansa hingga diberikan sejumlah ole-ole mulai dari gula aren (gula batu) serta buah pinang.

Suasana semakin mengharu ketika kendaraan yang ditumpangi hendak bertolak. Warga tak henti-hentinya terus berdialog, mengambil gambar dan tak sedikit diantaranya menitikkan air mata. “Bapak-bapak datang lagi ya, kunjungi kami disini,” ungkap seorang ibu sambil mengusap tangan Ketua Komisi V Deprov NTT Jimmi WB Sianto SE MM.

Suasana baru kembai normal ketika sejumlah kendaraan yang ditumpangi mulai meninggalkan lokasi pertemuan, Balai Desa Wioy 3.

Sebelumnya, pertemuan warga transmigran bersama Deprov NTT, Sekretaris Daerah (Sekda) Robby Ngongoloy, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Nakertrans) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) Erni Tumundo, Kepala Dinas Nakretrans Mitra Robby Sumual dan Hukum Tua Desa Wioy 3 Helny Sualang.

Dialog menitikberatkan kepada masalah sertifikat lahan yang kini diberikan kepada transmigran baik transmigran asal NTT maupun transmigran lokal.

“Kami hanya mempertanyakan saja mengenai sertifikat ini. Sebab sampai sekarang belum ada kepemilikan sah meski pembagian lahan sudah diberikan pihak pemerintah,” ungkap Ibu Maria dan Bapak Ribero transmigran asal NTT.

Menanggapi hal ini, pihak Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulut menyatakan jika hal tersebut sudah sementara ditindaklanjuti dan diserahkan kepada instansi terkait di Kabupaten Mitra.

“Sudah-sudah. Sementara ditindaklanjuti dan kini diserahkan kepada pihak Dinas Nakertrans Mitra dalam penyelesaiannya,” ungkap Kepala Dinas Nakertrans Sulut Erni Tumundo.

Pihak Nakertrans Mitra pun mengiyakan hal tersebut dan menyatakan sudah dalam penanganan pihak Badan Pertanahan Nasional (BPN) Mitra. “Kita sudah menindaklanjuti hal ini kepada pihak BPN, dan tahun ini dipastikan selesai semuanya,” ujar Kepala Dinas Nakertrans Mitra Robby Sumual yang turut dibenarkan Tumundo.

Sejumlah persoalan lainnya diungkapkan warga yang ada yakni pada bidang usaha mandiri dimana kebutuhan akan peralatan usaha diperlukan untuk dapat menyambung hidup mereka.

“Kalau bisa kita disini dapat dibantu dengan peralatan tenun untuk para ibu-ibu. Sebab kami sekarang turut serta bersama bapak-bapak mengolah gula aren,” tandas Maria.

Menyikapi hal ini, Ketua Komisi V Deprov NTT Jimmi WB Sianto SE MM mengatakan akan memperjuangkan hal ini kepada pihak Pemprov NTT maupun pemerintah pusat untuk pengadaannya.

“Kita akan upayakan hal ini. Dan sejumlah permintaan lainnya juga akan kami upayakan termasuk perlatan seni lokal NTT untuk dapat disosialisasikan di Mitra sini. Tentu kolaborasi dari bidang seni akan dapat memberikan dampak positif bagi daerah Mitra tentunya,” tukas lelaki lajang ini.

Sianto pun menyatakan kegembiraannya bersua dengan saudara-saudara mereka yang kini menjadi bagian dari warga Mitra, setelah kali pertama dirinya datang pada 4 tahun silam.

“Sekaligus terima kasih juga kepada pihak pemerintah yang menopang saudara-saudara kami disini membantu keperluan yang dibutuhkan mereka sejak tahun 2009 silam. Ini tentu menjadi perhatian penting kami dan penghargaan yang besar bagi pemerintah daerah Mitra,” ucapnya sambil menganggukkan kepala tanda hormat kepada Sekda Mitra Robby Ngongoloy.

Ngongoloy sendiri menjanjikan akan turut berperan serta atas pengembangan para transmigran dengan pembentukkan sanggar seni, selanjutnya mengupayakan kerja sama tenun dengan daerah Bentenan sebagai penghasil tenun Kain Bentenan.

“Akan kita upayakan hal ini. Sebab biarbagaimanapun, para transmigran ini sudah menjadi bagian dari daerah Mitra,” beber Ngongoloy.

Usai berdialog, sejumlah bantuan Gubernur Sulut Olly Dondokambey berupa obat-obatan dan sejumlah peralatan olahraga diserahkan kepada para transmigran, setelah pertukaran cenderamata baik dari Pemkab Mitra maupun Deprov NTT.

Tampak hadir, Jimmi WB Sianto (Ketua Komisi dan Ketua Fraksi Hanura), Sekretaris Komisi Ismail J Samau SE MM (PAN) serta anggota, Maximilianus Adipati Pari SH (Golkar), Aulora A Modok SSos (PDIP), Winston N Rondo SPt (Ketua Fraksi Demokrat), Anselmus Tallo SE (Demokrat) dan Anwar Hajral ST (Ketua Fraksi Gabungan-PKPI dan PKS).

Penulis : Didi Gara