Albert Minsel ‘Menghilang? Tuerah: Tiap Tahun Subsidi PAD Rp.100 Juta

Amurang, Fajarmanado.com – Masyarakat mempertanyakan keberadaan empat unit alat berat (Albert) Pemkab Minahasa (Minsel). Pasalnya, tidak lagi pernah terlihat selama beberapa tahun terakhir.

“Sampai saat ini, saya juga tidak pernah lagi melihat buldozer, eskavator dan stomwals milik Pemkab,” kata Drs Decky J Umpel, BSc di Amurang, Kamis (27/10).

Tokoh masyarakat dan pemerhati sosial Minsel ini mengatakan, dirinya tidak pernah lagi melihat Albert berlogo dan bertuliskan Dinas PU Minsel. Jangakan di tempat parkirnya di Amurang, di lapangan pun tidak.

 “Ya, sudah beberapa tahun saya tidak pernah tahu lagi keberadaan alat-alat berat itu, apakah disewa pakai oleh perusahaan atau kontraktor atau bagaimana,” ujarnya.

Di musim hujan seperti sekarang ini, Albert Pemkab Minsel sebenarnya harus ikut disiagakan untuk menjaga kemungkinan bencana longsor,” kata mantan Direktur AMI/ASMI Bitung ini.

Jika dalam kondisi baik dan disewakan kepada kontraktor, lanjut dia, empat unut Albert ini berpotensi memberikan kontribusi pada penerimaan pendapatan asli daerah (PAD) Minsel.

Ketua Barisan Muda Teguh Bersinar (BM Tenar) Minsel Willem ‘Baba’ Mononimbar, juga mengatakan bahwa  kenungkinan besar logo Albert-Albert milik Pemkab Minsel telah terhapus.

“Setahu saya masih ada, tapi logo-logo indentitas pemilikan pada alat-alat itu sudah terhapus. Saya sendiri tak bisa memastikan lagi mana yang milik pemkab, mana yang bukan,” katanya.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Minahasa Selatan (PU Minsel), Jootje M Tuerah, ST MM memastikan bahwa alat berat milik Pemkab Minsel masih ada dan dalam keadaan siap pakai.

“Alat-alat itu masih ada, itu menjadi tanggung jawab kami (PU),” katanya ketika dikonfirmasi.

Ia mengatakan selama ini semua Albert Pemkab Minsel masih dalam kondisi baik dan disewakan kepada pihak ke tiga. Setiap tahun memberi kontribusi di atas Rp.100 juta pada PAD Minsel.

Meski demikian, jika sangat dibutuhkan untuk kepentingan publik atau menunjang kegiatan antarinstansi selalu dimanfaatkan dan tidak dipungut biaya. Tapi kalau kebutuhan perorangan atau kontraktor dikenakan tarif sewa sebagaimana lazimnya.

“Tarif sewanya satu jam Rp 300 ribu, makanya dalam setahun dapat memberikan kontribusi pada PAD sampai Rp 100 juta lebi,’’ ungkapnya.

Tuerah kemudian mengakui jika logo pada Albert-Albert tersebut telah amat kabur, tak terlihat atau terbaca, karena sebagian besar sudah terhapus dimakan usia.

Pengadaan Albert-Albert itu, lanjut dia, tahun 2006. “Saya mengapresiasi usulan masyarakat untuk memperjelas atau memasang kembali logo di alat-alat itu,” kata pamong yang akrab dengan pers ini.

(andries)