Di Depan Ribuan Warga GMIM, Gubernur Olly Serukan Pembaharuan Jemaat

Kalawat, Fajarmanado.com — Ribuan pendeta dan pelayan khusus (Pelsus) GMIM berkumpul di lapangan Jalan Soekarno Kolongan, Kecamatan Kalawat, Kabupaten Minahasa Utara (Minut), Sulawesi Utara, Selasa (12/6/2018), pagi tadi.

Para pimpinan semua tingkatan aras Sinode GMIM kali ini dalam rangka menghadiri ibadah peringatan HUT ke 187 Pekabaran Injil dan Pendidikan Kristen GMIM yang dipimpin Ketua Badan Pekerja Majelis Sinode (BPMS) GMIM Pdt Dr Hein Arina.

Pdt DR Hein Arina mengungkapkan, GMIM saat ini memiliki kekuatan yang besar. Dengan Jumlah Pelsus hampir 30 ribu, 11 ribu kolom dan sekitar 2500 pendeta, merupakan suatu kekuatan yang besar.

Dua misionaris Belanda, Johann Friedrich Riedel dan Johann Gottlieb Schwarz yang datang di Tanah Minahasa pada 12 Juni 1831, disusul para pelopor GMIM lainnya, dengan segala keterbatasan pada waktu itu ternyata mampu membawa perubahan di Tanah Minahasa.

“Jangan kita terpaku pada aspek kuantitas tapi lihatlah dari aspek kualitas,” katanya.

“Jangan gunakan power ini untuk abusmnet. Tapi gunakan untuk perubahan besar terutama dalam kehidupan sosial di masyatakat,” sambung Arina.

Senada dengan Arina, Gubernur Olly Dondokambey SE juga menyerukan GMIM harus dapat melakukan perubahan ke arah yang lebih baiik.

Olly pun berharap segenap jemaat dan pelayan khusus menjadi teladan dalam menyatakan kebaikan Tuhan kepada ciptaanNya, yang meliputi sesama manusia dan lingkungan di alam semesta.

“Sehingga kebaikan Tuhan terus terpancar sebagai bentuk kesaksian kita bagi orang lain demi terciptanya perdamaian dalam kehidupan bermasyarakat di Bumi Nyiur Melambai,” demikian Gubernur dalam sambutan tertulis yang dibacakan Asisten I Sekdaprov Sulut Drs Edison Humiang.

Gubernur mengingatkan kembali kepada jemaat yang hadir terhadap dua tokoh keagamaan yang turut membawa ajaran injil di Minahasa.

“Johann Friedrich Riedel dan Johann Gottlieb Schwarz pada tanggal 12 Juni 1831 tiba di daerah ini dan memberitakan injil dengan penuh ketekunan kepada semua orang,” ungkapnya.

Mereka, lanjut dia, bukan saja bertindak sebagai seorang Pendeta namun juga berfungsi ganda dengan mendidik para penduduk alifuruh (buta huruf) menjadi bisa membaca dan menulis, serta mengobati pula berbagai penyakit masyarakat primitif.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut Sekretaris Umum (Sekum) PGI Gomar Gultom, MTh, para pemuka agama dan tokoh masyarakat dari Manado, Bitung, Tomohon, Minahasa, Minahasa Selatan dan tuan rumah, Minut.

Editor : Herly Umbas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *