Dinilai Tak Sesuai, 47 M Pengadaan Buku di Unima Jadi Sorotan

Tondano, Fajarmanado.com – Tahun 2015, Universitas Negeri Manado (Unima) melakukan pengadaan buku dengan plafon anggaran sebesar Rp47 Miliar (M). Dengan anggaran sebesar itu, stok buku di perpustakaan pusat kampus tersebut dinilai tidak sesuai.

Ketua Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Minahasa, Bung Mikson Wakulu SPd mengatakan, mahasiswa yang mengunjungi perpustakaan pusat, banyak yang mengeluh karena referensi buku yang dicari, masih ada yang tidak tersedia.

Menurutnya, dengan anggaran Rp 47 M, seharusnya perpustakaan pusat Unima bisa menyediakan beragam buku kebutuhan mahasiswa. “Pihak kampus melakukan pengadaan buku tentu adalah hal yang positif. Karena sebelum pengadaan tahun 2015, buku-buku di perpustakaan pusat, adalah buku-buku lama. Namun yang membuat saya merasa ada yang ganjil, dengan uang Rp 47 M untuk pengadaan buku, kok para pengunjung perpustakaan termasuk saya, merasa buku yang tersedia masih kurang,” ujarnya.

Lanjutnya, bukannya sengaja berpikir negatif, namun dengan keadaan seperti itu, pihak penegak hukum harus melakukan penyelidikan mendalam. Jangan-jangan ada oknum-oknum nakal yang mengambil keuntungan dari proyek pengadaan buku tersebut.

“47 M untuk pengadaan buku adalah uang yang banyak. Seharusnya perpustakaan pusat Unima bisa menjadi salah-satu perpustakaan terlengkap di Indonesia bagian Timur. Tapi keadaan saat ini tidak demikian. Karena itu, saya berharap supaya hal ini bisa diselidiki lebih dalam,” jelasnya.

Terpisah, Kepala Biro Perencanaan dan Kerjasama Universitas Negeri Manado (Unima), Jemmy Tombokan MPd yang saat proyek pengadaan buku tersebut ditender sementara menjabat Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) menegaskan bahwa pengadaan buku tersebut tidak ada masalah.

Ia mengatakan, proses pengadaan buku protek tersebut telah dilakukan sesuai aturan yang berlaku. “Itu sudah diaudit oleh BPK. Pihak Polres Minahasa juga telah memeriksanya dan hasilnya tidak ada penyimpangan,” ujar Tombokan.

Tombokan juga menambahkan bahwa setelah buku-buku baru tiba, stok buku lama di perpustakaan pusat Unima, dibagi ke tujuh fakultas yang ada, sehingga yang dipajang di perpustakaan pusat adalah buku baru. “Sejak Unima berdiri, baru kali ini dilakukan pengadaan buku. Jadi memang sudah menumpuk sehingga anggaran yang keluar itu besar,” kilah Tombokan.

Penulis : Fiser Wakulu

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *