Soal Kepercayaan Masyarakat, Wiranto Klaim Indonesia Nomor Satu di Dunia

Manado, Fajarmanado.com — Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto mengakui bahwa program revolusi mental belum tercapai. Tapi, soal kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah adalah nomor satu di dunia.

Demikian rangkuman sambutan Menko Wiranto ketika membuka Rembuk Nasional Gerakan Indonesia Tertib dalam rangka Pekan Kerja Nyata (PKN) Revolusi Mental 2018 di Grand Kawanua Convention Center Manado, Sulawesi Utara (Sulut), Sabtu (27/10/2018) pagi.

Wiranto saat menjadi pembicara dengan tema Membangun Kesadaran dan Perilaku Masyarakat Untuk Menjadi Agen Hukum, mengakui bahwa selama empat tahun era kepemimpinan Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (Jokowi-JK) perkembangan revolusi mental di Indonesia berjalan baik.

“Selama empat tahun Jokowi-JK, revolusi mental itu memang belum tercapai seluruhnya karena dalam proses. Tapi perkembangannya cukup baik,” katanya.

Namun demikian, Wiranto mengklaim Indonesia sudah mendapat pengakuan dari dunia internasional sebagai negara nomor satu yang berhasil meraih kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah.

“Indonesia mendapat pengakuan dari lembaga internasional. Mereka mengisyaratkan tingginya tingkat kepercayaan publik terhadap pemerintah, yaitu nomor satu,” ungkap Wiranto.

Selain itu, ia mengatakan, pemerintah terus memperkuat keamanan negara untuk mewujudkan iklim berinvestasi yang baik di Indonesia. Terbukti, Indonesia mendapat pengakuan dari dunia Internasional sebagai negara kesembilan paling aman di dunia.

Menurutnya, pencapaian positif itu adalah hasil gerakan nasional revolusi mental yang dicanangkan pemerintah, yaitu memperkuat kerukunan bangsa dengan melawan terorisme dan radikalisme di pelosok nusantara.

“Sudah ada hasilnya dari gerakan revolusi mental itu, meski belum sempurna. Kami terus upayakan dengan sebaik mungkin, yaitu dengan melawan terorisme dan radikalisme,” papar Wiranto.

Seusai pembukaan Rembuk Nasional Gerakan Indonesia Tertib, Gubernur Sulut Olly Dondokambey, SE menyatakan sepakat dengan Menko Wiranto.

Olly mengatakan, Gerakan Nasional Revolusi Mental berdampak pada kerukunan bangsa. Terbukti kehidupan masyarakat Sulut selalu rukun dan damai, meskipun masyarakatnya sangat majemuk, baik dari sisi etnis, religi, budaya, dan adat istiadat.

“Masyarakat Sulawesi Utara selalu menjaga kerukunan antar umat beragama. Bahkan, Sulawesi Utara termasuk daerah paling rukun di Indonesia,” kata Olly.

Lebih lanjut Olly mengatakan, kondisi ini didukung optimalnya peranan FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama) dan BKSAUA (Badan Kerjasama Antar Umat Beragama) dalam menjaga semangat revolusi mental yang diwujudkan dalam toleransi antar umat beragama.

“Sulut selalu rukun karena pemerintah daerah selalu melakukan konsolisasi dengan FKUB dan BKSAU,” papar Olly.

Seperti diketahui, Rembuk Nasional ini menghadirkan sejumlah narasumber dari pemerintah pusat. Antara lain, paparan Online Antri oleh Dirjen Imigrasi Kemenkumham Ronny Sompie, Paparan Pelayanan Rekam Cetak e-KTP oleh Dirjen Dukcapil Kemendagri Zudan Arif Fakrulloh dan mengenai Pelayanan SIM Online dan e-Tilang oleh Direktur Keamanan dan Keselamatan Korlantas Mabes Polri Chryshnanda Dwilaksana.

Selain iru, juga Paparan Sistem Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Publik Nasional oleh Deputi IV Pelayanan Publik Kementerian PAN dan RB Diah Natalisa, Paparan Terbentuknya Pagar Sterilisasi/Zonasi Terminal dan Pembangunan Jembatan Gantung oleh Direktur Prasarana Perhubungan Darat Kemenhub Chandra Irawan dan Paparan Program Sekolah Ramah Anak oleh Deputi Tumbuh Kembang Anak Kementerian PPPA Leny Nurhayati Rosalin.

Penulis: Herly Umbas