Warga Minsel Kecewa, Pohon Gaharu Mati

Amurang, Fajarmanado.com – Petani Minahasa Selatan (Minsel) menyatakan kecewa dengan anjuran menanam pohon gaharu. Miliaran rupiah yang digunakan membiayai pengadaan tanaman perkebunan ini hanya menjadi mubasir.

“Waktu disosialisasikan, katanya Gaharu cocok dikembangkan di daerah ini. Eh, ternyata hampir semuanya mati sekarang ini,” kata sejumpah petani senada.

Mereka juga senada mengatakan, membudidayakan gaharu ternyata nyaris mirip dengan kayu jati super yang membutuhkan penanganan khusus dan berkelanjutan.

“Ternyata harus diikuti  dengan tindakan perawatan khusus, tidak seperti menanam kelapa,” ujar sumber.

Ia mengungkapkan kekecewaan karena hanya manfaat ekonomis yang terus dikedepankan dari manfaat pohon gaharu, tidak disertai dengan bagaimana cara perawatannya sehingga bisa bertumbuh dan menghasilkan.

“Terus terang saya sangat kecewa. Selain salah memanfaatkan kebun saya dengan menanaminya pohon gaharu, setahu saya Pemkab Minsel juga mengeluarkan dana melalui APBD untuk pengadaan bibitnya,” ujar sumber.

Seperti halnya kayu jati super, pohon gaharu memberikan manfaat besar untuk menambah pendapatan petani. “Tapi ternyata ke duanya sama, butuh perawatan khusus, kalau tidak mati,” katanya.

Sebagaimana pohon jati super yang sempat ramai ditanam petani mulai akhir dekade tahun 1090-an, ternyata mebudidayakan tanaman pohon gaharu juga butuh perhatian khusus.

“Butuh sentuhan kasih sayang terus menerus sebagaimana mengurus anak,” ujarnya lagi. Tak heran, anakan pohon gaharu tak lagi diminati warga sehingga dibiarkan mati begitu saja.

(andries)